aananam

MASA TA'ARUF SISWA MADRASAH (MATSAMA) MI MA'DINUL 'ULUM CAMPURDARAT Masa Ta'aruf Siswa Madrasah (MATSAMA) sebenarnya adalah Program Pengenalan Madrasah yang dulu kita kenal dengan Masa Orientasi Madrasah (MOM). Kegiatan MATSAMA bertujuan untuk mengenalkan lingkungan madrasah, para ustadz/ustadzah(guru) kepada siswa baru, serta mengenalkan nilai-nilai dan karakter khusus madrasah kepada peserta didik baru agar selama proses pembelajaran dapat tercipta rasa aman dan nyaman bagi peserta didik untuk mengembangkan seluruh potensi diri dan kemampuannya. Kegiatan MATSAMA ini harus dilaksanakan di madrasah karena madrasah adalah sekolah yang berciri khas keagamaan khususnya agama Islam sehingga pelajaran agama Islam diajarkan lebih banyak dibandingkan sekolah umum pelajaran agama Islam yang diajarkan meliputi pelajaran aqidah akhlaq, qur'an hadits, fikih, dan sejarah kebudayaan Islam serta bahasa arab dengan kegiatan pembiasaan seperti hafalan asmalul husnah, sholat duh

MENIKMATI SUANA PAGI DI LERENG MARIKANGEN Pagi ini gunung Marikangen tertutup kabut tipis yang membuat udara menjadi lebih dingin dari biasanya. Aku bersama istriku berolah raga pagi dengan jalan-jalan pagi menyusuri lereng Marikangen sebelah utara yang berupa jalanan beraspal yang menghubungkan desa Campurdarat ke desa Pakisrejo dan desa Tenggarejo Kecamatan Tanggunggunung. Jalanan yang sepi di kanan kiri jalan tumbuh tanaman Jati yang menghijau daun-daunnya diselingi dengan semak dan tanaman jagung dibawahnya membuat udara menjadi segar jauh dari polusi. Waktu aku kecil dulu, jalan yang menghubungkan dua desa itu, berupa jalanan makadam yang sempit dan banyak batuannya, jika musim kemarau jalanan penuh dengan debu sedangkan pada musim kemarau banyak kubangan lumpur yang licin. Pada waktu itu belum banyak kendaraan seperti sekarang kemana-mana dilakukan dengan jalan kaki, pada sekitar jam tiga atau menjelang subuh biasanya penduduk desa Pakisrejo dan desa Tenggarejo yang b

                    Mbok Jamu   Profesi Mulia Menjaga Kearifan Lokal Dan Menyehatkan Masyarakat Pagi ini, aku mengantar istri ke pasar untuk berbelanja sayuran, bumbu masak dan kebutuhan dapur yang lain. Di pasar aku bertemu dengan ibu penjual jamu gendong yang biasa dipanggil mbok jamu menjajakan barang dagangannya ada beras kencur, kunir asem, cabe puyang dan jamu pahitan. Dulu ada beberapa orang yang jualan jamu keliling di daerahku  namun sekarang tinggal tiga orang yang setia berjualan jamu, itu pun dua orang berjualan dengan naik sepeda dan seorang ibu yang berjualan jamu dengan digendong. Menjual jamu merupakan pekerjaan yang mulia dan harus mempunyai keahlian khusus. Apalagi penjual  jamu tradisional mereka harus mempunyai keahlian meramu tanaman obat dan mengolahnya menjadi jamu yang kaya manfaat,  menyehatkan dan menyegarkan tubuh. Menjual jamu tradisional merupakan pekerjaan yang memerlukan kesetiaan dan kadang-kadang merupakan pekerjaan turun tumurun yang dituru

GUNUNG MARIKANGEN Gunung Marikangen terletak kurang lebih 20 Km   sebelah selatan kota Tulungagung, tepatnya berada diantara 4 desa yaitu desa Campurdarat, desa Gamping (masuk Kecamatan Campudarat), desa Pakisrejo dan desa Tenggarejo (masuk Kecamatan Tanggunggung). Gunung Marikangen merupakan salah satu gunung yang termasuk dalam deretan gunung kapur kendeng selatan yang membentang di wilayah pulau jawa bagian bagian selatan. Menurut cerita tutur yang berkembang dalam masyarakat, nama “Mari Kangen” diambil dari cerita jaman kerajaan Kediri. Konon ceritanya   ketika terjadi prahara di kerajaan Kediri sehingga permaisuri Dewi Sekartaji harus meninggalkan kerajaan pergi entah kemana, sang Raja Raden Panji Asmorobangun mencarinya kemana-mana dalam waktu yang cukup lama sampailah pada suatu ketika sang raja menerima wisik (bisikan suara) agar berjalan kearah selatan menyusuri bukit dan gunung  agar dapat bertemu dengan sang permaisuri.  Sang raja berjalan ke selatan mengikuti

BIOGRAFI KH. AHMAD BAJURI PENDIRI PESANTREN MA’DINUL ‘ULUM CAMPURDARAT Hampir dua minggu yang lalu, tulisan tentang KH. Ahmad Badjuri (Alm) pendiri  Pesantren Ma'dinul 'Ulum Campurdarat edisi yang ke-3 dari KH. Alie Ma'dhum ku terima, namun karena kesibukanku mengurusi administrasi  anak-anak MI Ma'dinul 'Ulum yang melanjutkan ke jenjang SMP, MTs dan ke Pesantren belum dapat aku bagi kepada teman-teman. Alhamdulillah, hari ini Senin pon tanggal 6 Juli 2020, kembali aku bagikan tulisan beliau KH. Alie Ma'dhum pengasuh Pesantren Ma'dinul 'Ulum Campurdarat tentang Biografi  abah beliau KH. Ahmad Badjuri (Alm) Pendiri Pesantren Ma'dinul 'Ulum sebagai lanjutan dari tulisan beliau yang lalu. Semoga dapat memberikan manfaat bagi kita semua dan menambah mahabbah dan ta’dhim kita… Aaminn  BIOGRAFI PENDIRI DAN PENGASUH PESANTREN MA'DINUL ULUM CAMPURDARAT KH. AHMAD BADJURI (BAG. 3) MERINTIS PONDOK PESANTREN. Selama ma