Menikmati Lereng Marikangen

MENIKMATI SUANA PAGI DI LERENG MARIKANGEN


Pagi ini gunung Marikangen tertutup kabut tipis yang membuat udara menjadi lebih dingin dari biasanya. Aku bersama istriku berolah raga pagi dengan jalan-jalan pagi menyusuri lereng Marikangen sebelah utara yang berupa jalanan beraspal yang menghubungkan desa Campurdarat ke desa Pakisrejo dan desa Tenggarejo Kecamatan Tanggunggunung. Jalanan yang sepi di kanan kiri jalan tumbuh tanaman Jati yang menghijau daun-daunnya diselingi dengan semak dan tanaman jagung dibawahnya membuat udara menjadi segar jauh dari polusi.

Waktu aku kecil dulu, jalan yang menghubungkan dua desa itu, berupa jalanan makadam yang sempit dan banyak batuannya, jika musim kemarau jalanan penuh dengan debu sedangkan pada musim kemarau banyak kubangan lumpur yang licin. Pada waktu itu belum banyak kendaraan seperti sekarang kemana-mana dilakukan dengan jalan kaki, pada sekitar jam tiga atau menjelang subuh biasanya penduduk desa Pakisrejo dan desa Tenggarejo yang berada diatas gunung akan turun ke pasar desa Campurdarat untuk menjual hasil pekarangan dan ladangnya berupa ketela, jagung, kacang tanah dan kelapa untuk dijual. Mereka turun gunung dengan jalan kaki menggunakan oncor (bambu yg diisi minyak tanah yang ujungnya diberi kain untuk sumbunya kemudian dibakar) untuk menerangi dalam perjalanan sehingga dari bawah kelihatan seperti ada kumpulan api yang berjalan beriringan.

Sekarang jalan makadam itu sudah berubah, jalanan itu sudah dibangun menjadi jalan beraspal korea yang mulus sehingga nyaman untuk dilalui tidak ada lubang-lubangnya seperti dulu. Jalan yang berkelok-kelok, naik turun mengikuti kontur tanah di daerah gunung membawa sensasi tersendiri bagi yang melaluinya. Penduduk desa Pakisrejo dan desa Tenggarejo tidak perlu jalan kaki lagi, mereka menggunakan sepeda motor atau mobil bak terbuka untuk berbelanja dan menjual hasil pertaniannya di pasar Campurdarat. Jalan di lereng Marikangen ini merupakan jalan alternatif yang paling dekat menuju Kecamatan Tanggung gunung dan Kecamatan Kalidawir perjalanan dari wilayah Campurdarat, Pakel dan Bandung. Dengan dibangunnya jalan lereng Marikangen ini dapat mempercepat arus barang dan orang serta mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat di daerah pegunungan Tanggunggunung dan sekitarnya.

Hari ini hari minggu seperti biasa aku mengajak istri berolah raga jalan-jalan pagi ke lereng Marikangen. Dengan semangat kami berjalan dari rumah kemudian berputar melalui jalan cor desa hingga sampai dijalan beraspal naik ke lereng Marikangen. Diperjalanan aku temui banyak para pejalan kaki yang olah raga pagi jalan santai mendaki jalanan lereng Marikangen serta beberapa klub sepeda gunung yang mencoba naik untuk uji fisik dan uji nyali melaluii tanjakan tajam dan kelokan mesra di sepanjang jalan lereng Marikangen, ku jumpai juga orang- orang mengendarai sepeda motor untuk berangkat kerja di ladang / tegal, mobil bak terbuka dan truk membawa hasil bumi turun dari atas Marikangen serta orang-orang berkendara sepeda motor naik dan turun bukit untuk berbagai aktifitas.

Pagi ini, disepanjang jalan aku menikmati udara yang segar dan sejuk bebas dari polusi dan melalui jalanan menanjak yang berguna untuk melatih fisik dan menguatkan jantung. Sampai di kelokan ke sembilan, aku berhenti ku balikkan badan ku nikmati keindahan alam ciptaaan Allah SWT, terlihat bentangan sawah, sungai dan rumah penduduk yang ada dibawah gunung membuat mataku terpana dibuatnya, pohon-pohon jati yang berjajar rapi meskipun hanya dikanan kiri jalan saja (karena yang didalam hutannya sudah rusak) , dan bermekarannya bunga tanaman trembelek yang berwarna putih, merah muda, dan ungu  membuat suasana menjadi adem, tentram sehingga sejenak dapat melupakan rutinitas di madrasah apalagi diiringi siulan khas burung trocok dan kutilang diselilingi dengan bunyi burung Cit dan derkuku semakin menyemarakkan suasana pagi kebetulan hari ini sedikit berkabut sehingga aku dapat berfantasi seolah-olah berada diatas awan melihat pemandangan yang indah dibawah sana. Puas menikmati suasana pagi di lereng Marikangen yang membuat badan dan fikiran menjadi segar aku dan istriku kembali pulang dengan mengikuti jalanan lereng Marikangen yang menurun, sehingga akhirnya sampai di rumah dan kembali menikmati liburan hari minggu bersama keluarga.


Komentar

  1. Mantab...
    Kapan aku dijak mrono...

    BalasHapus
    Balasan
    1. lha jenengan menopo nante dateng bukit jomblo sekarang diganti bukit jodho ? menawi nate mesti lewat radosan niki.😄

      Hapus
  2. Balasan
    1. niki jalan mau ke tanggunggunung atase puskesmas Campur pak..

      Hapus
  3. Kompsk olahraga berdua pak...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUASA CERIA DAN PENUH MAKNA

Tadabur Alam Gunung Budheg

Peringatan Agustusan