MENAKAR KEJUJURAN DITENGAH PANDEMI

MENAKAR KEJUJURAN DITENGAH PANDEMI

Kejujuran berasal dari kata jujur yang berarti berkata dengan sebenarnya berdasarkan fakta yang ada. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, jujur adalah Tidak curang (misalnya dalam permainan, dengan mengikuti aturan yang berlaku), lurus hati, tidak berbohong (misalnya dengan berkata apa adanya), tulus dan ikhlas. Jujur juga dapat diartikan  sebagai keterbukaan dari jiwa yang putih bersih yang dinyatakan dalam suatu pernyatan, perkataan dan ungkapan sebagai suatu pengakuan yang sesuai kebenaran dari fakta yang dilihat, diraba dan dirasakan tanpa ada yang tersembunyi sedikitpun kepada orang lain atau pihak lain. Sehingga dapat disimpulkan jujur adalah keselarasan antara apa yang dikatakan, diungkapkan dengan kenyataan yang ada.

Dalam aktifitas sehari-hari, berlaku jujur dapat dibedakan menjadi tiga yaitu :
Pertama : Perilaku jujur dalam hati dan jiwa manusia. Hati yang bersih, putih suci tanpa terkontaminasi kepentingan duniawi, jika sudah kemasukan kepentingan dunia maka jiwa yang putih akan terpengaruh sehingga ungkapan yang benar dan jujur tidak dapat diungkapkan secara keseluruhan;
Kedua : Perilaku jujur dalam perkataan, pengakuan, ucapan, ungkapan dan keterangan yang di sampaikan kepada sesama manusia dan kepada Tuhan penciptanyaUcapan yang benar dengan memberikan keterangan secara jujur dapat menjamin manusia mencapai kebahagaian di dunia dan diakhirat; Ketiga : Perilaku jujur dalam tingkah  laku dan perbuatan.  Perilaku jujur seseorang dalam perkataan akan dinilai orang lain dalam perbuatannya, apakah kebenaran yang sering diucapkan sama dengan perbuatannya. Manusia harus bertanggunjawab terhadap setiap pekerjaan yang dikerjakan secara jujur dan benar.

Kata “ jujur “ merupakan sebuah kata sifat setelah mendapat imbuhan ke-an sehingga ke-jujur-an menghasilkan kata kejujuran yang berarti suatu perilaku atau sikap jujur. kejujuran itu mulai dari jiwa dan hati nurani, di sampaikan dengan ucapan, perkataan dan pengakuan kemudian diimplementasikan dalam tingkah laku atau perbuatan manusia. Kejujuran ini yang akan di nilai oleh orang lain atau dinilai dengan hati nuraninya. Orang sangat mudah mengucapkan kejujuran baik secara lisan maupun setelah ditulis dalam suatu surat atau dokumen lainnya namun ketika kita dihadapkan pada suatu pilihan ternyata kejujuran bukan suatu yang mudah untuk dilaksanakan terlebih apabila sesuatu yang kita hadapi menyangkut hal hal yang bersifat materi / duniawi. Kejujuran sendiri adalah sesuatu yang bernilai abstrak tetapi dampak yang muncul bisa bervariasi tergantung siapa pelaku kejujuran itu dan siapa penerima nilai kejujuran itu.

Kejujuran seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : Pertama:bagaimana tingkat keimanan seseorang terhadap suatu ajaran agama yang dianutnya, semakin tinggi tingkat keimanan seseorang, maka perilaku kejujurannya akan semakin jelas kelihatan baik pada ucapan, perkataan dan perbuatannya sebaliknya semakin tipis iman seseorang akan dengan mudah berdusta, berbohong dan berbuat curang; Kedua: lingkungan seseorang itu berada, seseorang akan berkata jujur dan benar apabila berada pada lingkungan dimana dia berinteraksi dengan orang-orang yang berkelakuan baik atau bersikap jujur, tetapi sebaliknya seseorang akan mudah berkata tidak jujur atau bohong apabila berada dilingkungan yang komunitasnya terdiri dari orang-orang yang sering berbohong, berdusta atau curang ;  Ketiga: seseorang dapat berkata jujur apabila tersentuh hati nuraninya; Keempat : seseorang yang dipengaruhi oleh kehidupan masa lalunya. Pada waktu kecil seseorang hidupnya sangat menderita dan dibesarkan dilingkungan yang tidak baik dan tidak pernah mengajarkan kejujuran sehingga berlaku bohong, dan curang menjadi kebiasaan maka ketika besar akan dengan mudah untuk berkata bohong dan memanipulasi segala hal.

Untuk mewujudkan kejujuran dalam pribadi kita maka langkah awal yang harus kita lakukan adalah melatih pribadi untuk berusaha menjadi manusia seutuhnya yaitu menyadari bahwa kita adalah makluk Tuhan, makhluk sosial dan makhluk pribadi, bila tiga unsur tersebut sudah berada dalam satu posisi yang benar maka nilai kejujuran akan muncul.Bila manusia itu menyadari dirinya sebagai makhluk Tuhan, maka setiap perkataan yang diikuti perbuatan atau sikap akan selalu menyandarkannya dan takut kepada Tuhan sehingga apa yang dikatakan berasal dari hati nuraninya. Jika manusia itu menyadari dirinya sebagai makhluk Sosial, maka setiap ucapannya akan berkata dan berbuat  jujur karena takut dan malu terhadap orang lain di dalam masyarakatnya sedangkan apabila manusia itu menyadari dirinya sebagai makhluk pribadi, maka setiap perkataan atau ucapan dan perbuatannya selalu  jujur karena takut dan malu terhadap terhadap diri sendiri dan keluarganya.

Ditengah pandemi ini, kejujuran menjadi suatu hal yang perlu dipertanyakan. Pada kenyataannya data penerima bantuan maupun orang yang terdampak Covid  membuat orang geleng-geleng kepala. Jika kita melihat penerima bantuan kita akan menemui banyak penerima bantuan yang sepatutnya tidak menerima bantuan karena secara fisik mereka masih muda dan produktif, mengendarai sepeda motor yang bagus, pakaiannya rapi dan dari  ibu-ibu yang penampilannya baik serta mengenakan perhiasan di tangan, leher dan cincin emas melingkar di jarinya. Sementara orang yang benar-benar membutuhkan justru tidak mendapat bantuan, bahkan tidak jarang untuk masuk data penerima bantuan mereka rela untuk mencari surat keterangan tidak mampu. Sekarang kejujuran menjadi hal yang mahal karena demi mendapat bantuan banyak manusia yang rela berbuat curang dan bohong serta menghalalkan segala cara. Kembali kepada kita untuk menilai kejujuran di sekitar kita serta kita harus instropeksi diri untuk bertanya tentang kejujuran kepada hati nurani kita. Kejujuran dan kedisiplinan sangat diperlukan dalam menghadapi pandemi ini selain tetap mematuhi protokol kesehatan dan meningkatkan daya tahan tubuh dengan makan makanan bergizi dan olah raga yang teratur.


Komentar

  1. Orang lebih senang dimasukkan katagori miskin. Mental lebih senang menerima daripada memberi

    BalasHapus
    Balasan
    1. lnggih pak... demi dunia banyak yang lupa hakekat manusia sehingga menjadi kufur nikmat... Maturswn sampun mampir 🙏

      Hapus
  2. Mantep Pak. . . Kritis, mulai banyak demo di masyarakat.....

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUASA CERIA DAN PENUH MAKNA

Tadabur Alam Gunung Budheg

Peringatan Agustusan