BIOGRAFI KH AHMAD BAJURI


BIOGRAFI KH. AHMAD BAJURI
PENDIRI PESANTREN MA’DINUL ‘ULUM CAMPURDARAT

Hari ini, hari yang sangat membahagiakan bagi ku, seperti biasa aku berangkat ke madrasah yang jaraknya sekitar 200 m dari rumah untuk melaksanakan kewajiban sebagai guru Madrasah Ibtidaiyah Ma’dinul ‘Ulum . Seminggu yang lalu aku mendapat amanah dari Dr. Ainun Naim untuk menggali biografi KH. Ahmad Bajuri  (Pendiri Pesantren Ma’dinul ‘Ulum) dan  beberapa hari yang lalu aku sowan ke Drs. KH. Ma’dhum Alie Ma’dhum (Pengasuh Pesantren Ma’dinul ‘Ulum) putra beliau untuk menanyakan hal tersebut.  Alhamdulillah hari ini, Gus Ma’dhum berkenan memberikan tulisan  beliau tentang Biografi KH. Ahmad Bajuri dan memberi ijin untuk ku bagi kepada teman-teman dan guru-guru Madrasah Ibtidaiyah Ma’dinul ‘Ulum.  
Semoga dapat memberikan manfaat bagi kita semua dan menambah mahabbah dan ta’dhim kita… Aamin. 

Berikut tulisan KH. Ma'dhum Alie Ma'dhum tentang biografi Abah beliau, KH Ahmad Bajuri (Alm) :

BIOGRAFI PENDIRI DAN PENGASUH
PESANTREN MA'DINUL ULUM CAMPURDARAT
KH. AHMAD BADJURI
(BAG. 1)

Dilahirkan di Desa Campurdarat Tulungagung dari seorang ayah H. Puslan bin Haji Thohir bin Abdus Syukur dan seorang ibu Hj. Sulmi Binti Jayadi  bin Mundzir. tahun 1938. Beliau anak yang kesebelas dari sebelas orang bersaudara.
Pada tahun 1945 m. beliau masuk sekolah dasar dan bertepatan kemerdekaan Negara Rebublik Indonesia .Karena peristiwa pemberontakan PKI. Madiun 1948 dan agresi belanda tahun 1949, kegiatan sekolah terganggu sehinga beliau tamat sekolah tahun 1953 M.
Seperti umumnya santri desa, pada waktu masih sekolah dasar beliau juga mendalami disiplin ilmu baca Alquran dan beliau mengaji kepada sesepuh Campurdarat diantaranya:
1. Bapak Kyai Sodikun
2. Bapak Kyai Haji UMAR
3. Bapak Kyai Haji Zain.
selebihnya beliau juga tabarukan pada Al'allamah Azzahid  KH. DIMYATI Campurdarat (KH. Dimyati kakak kandung dari ibu Hj. Sulmi).

PERIODE MENCARI ILMU
Pada Tahun 1945 M. Pertama memulai Mondok di Pondok Sumbergayam Jajar Kabupaten Trenggalek asuhan :
1. Assyekh Al 'alamah Alwaro ‘ Aljuud Mbah Kyiai BADRUDDIN
2. Assyekh Al 'alamah Al 'ilmi Tauhid Mbah Kyiai ABI SUJAK (nama lain dari Mbah Kyai DARWI)
3. Assyekh Al' alamah Fil Ilmi Tasawwuf Mbah Kyiai MAHFUD.
Dua setengah tahun mondok Mbah Kyai Badruddin wafat , Santri Ahmad Bajuri oleh Mbah Kyai Darwi diperintah untuk melanjutkan mondok ke Pondok Pesantren Sidorangu, Krian Sidoarjo yang diasuh oleh Al 'alamah Azzahid Aljuhud Shohibul karomah Walfadilah Al-Kabiroh Kyiai SAHLAN , untuk belajar Ilmu HAL.( Ilmu Tingkah laku ). Dua setengah tahun mondok di Sidorangu ( terdorong oleh perasaan ingin meningkatkan materi pelajaran) , maka beliau pindah kePondok Pesantren Berasan Banyuwangi , Yang diasuh Oleh :
1. Assyekh Al alamah Alwaro Shohibul karomah wal fadhilah Kyiai Haji ABDUL MANAN
2. Assyekh Al alamah Alwaro Shohibul karomah wal fadhilah Kyiai Haji ISKANDAR.
Dengan modal pengetahuan yang sudah beliau peroleh maka semakin besar keinginan beliau untuk meningkatkan pengetahuan. Untuk itu beliau lalu melanjutkan memperdalam Ilmu agama Ke Pondok Pesantren KAJEN bertempat di BULU MANIS JUWONO PATI Jawa Tengah yang diasuh oleh Asyeh Al’alamah Alwara’ Shohibul Karomah Fil Ilmi Manteq Wal Badi, Wal Bayan KH .ABDUL HAQ. Disana beliau mendalami Ilmu :
1.lmu manteq( Imu Logika )
2.Ilmu Balaghoh ( Jawahirul ma’nun)
3.Ilmu Usul Fiqih
ketiga ilmu tersebut mempu beliau tempuh dalam jangka waktu satu tahun.
Selebihnya beliau AHMAD BAJURI selama kurang lebih enam bulam mengaji dan mempelajari Ilmu Hisab (Ilmu Falak) Kepada alamah KH. MAHFUD Pengasuh Pondok Pesantren Ambulu Kabupaten Jember.
Sampai pada tahun 1960 M. beliau masih Memperdalam ilmu agama di Pondok Pesantren Tertek Pare Kediri yang di asuh oleh Assyekh Al'allamah Fil'ilmi Hadist Wal Hafidzil Qur'an Kyai ZUAINI , di sana beliau juga memperdalam kitab kitab Fiqih. Usai menghatamkan kitab Hadist tepatnya pada tahun 1963  beliau mengikuti Toreqoh Qodiriyyah Nasaqbandi Wa Syadziliyah  di Kauman Tulungagung,  beliau di baiat oleh Assyekh Al allamah Wal Fadillah Kyai Haji MUSTAKIM HUSIN

Komentar

  1. KangNoerhadi11 Juni 2020 pukul 21.49

    Subhanalloh... Saya sangat mengagumi beliau.. Ternyata sanad ilmu nya memang luar biasa.

    Siapapun sangat beruntung yg sempat tabarukan pada belia.

    Allohummayarham.

    BalasHapus
  2. prianto11 Juni 2020 pukul 22.14

    Lha ...ini sangat penting dan bermanfaat. Harus dilanjut pak aan

    BalasHapus
  3. Kang Ansorie11 Juni 2020 pukul 22.39

    Sae niki, dilanjutkan ...

    BalasHapus
  4. spirit-literasi.id12 Juni 2020 pukul 00.40

    Luar biasa. Mas Aan bisa menindaklanjuti biografi beliau dengan bertanya kepada para santri dan sumber-sumber lain. Semoga bahannya melimpah dan bisa menjadi sebuah buku.

    BalasHapus
  5. Anonim13 Juni 2020 pukul 04.27

    subhanalloh ...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUASA CERIA DAN PENUH MAKNA

Gambar
PUASA RAMADHAN CERIA DAN PENUH MAKNA Oleh : Aan Choirul Anam Kedatangan bulan Ramadhan selalu ditunggu dan dinanti. Kedatangan bulan yang mulia, bulan yang penuh rahmat, penuh ampunan dan penuh barokah, selalu disambut dengan gembira dan penuh suka cita. Menyambut kedatangan Bulan Ramadhan ini dari tahun ke tahun mengalami perubahan sesuai dengan masa dan perkembangan jamannya, pada tahun 1980-an menyambut datangnya setelah sholat Ashar pada akhir bulan Sa’ban dengan tradisi kotekan atau tiduran dengan memukul bedug dan ketongan bertalu-talu dengan irama yang rancak dan enak didengar di masjid-masjid, langgar dan mushola, namun sekarang hal itu sudah tidak dilakukan lagi berubah dengan saling berkirim ucapan selamat memasuki Bulan Ramadhan melalui media sosial dan elektronik  yang esensinya tetap sama yaitu menyambut datang Bulan Ramadhan dengan gembira. Rasulullah Muhammad SAW telah mengingatkan dalam sebuah hadis kepada umatnya untuk senantiasa menghadirkan perasaan dan p
Baca selengkapnya

Tadabur Alam Gunung Budheg

TADABBUR ALAM GUNUNG BUDHEG             Gunung Budheg berada di desa Tanggung Kecamatan Campurdarat Kabupaten Tulungagung terletak sekitar 7 km arah selatan dari pusat kota Tulungagung . Gunung ini adalah gunung mati ( sudah tidak aktif lagi) dan mempunyai  ketinggian 550 MdPL   dengan dua   puncak utama dengan dua jalur akses menuju pendakia n.Gunung Budheg  Gunung Budeg atau disebut pula Gunung Cikrak ( karena bentuknya menyerupai cikrak alat pembuang sampah ), menyimpan berbagai legenda berkait dengan berdirinya Tulungagung . Gunung Budheg kelihatan gersang di musim kemarau karena banyak tumbuhan jati yang meranggas namun akan  menghijau bagaikan permadani pada musim hujan. Di atas puncak gunung Budheg kita dapat melihat pemandangan yang indah wilayah Tulungagung bagian selatan dengan hamparan sawah, sungai dan perumahan penduduk kelihatan asri menawan hati bahkan jika pagi menjelang fajar kita akan serasa berada diatas awan
Baca selengkapnya

Peringatan Agustusan

Peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia          Merdeka artinya bebas dari penjajahan. menurut pembukaan UUD 1945, Kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Kemerdekaan Indonesia merupakan hasil perjuangan seluruh bangsa Indonesia dan merupakan rahmat Allah SWT. Perjuangan bangsa Indonesia yang panjang  dengan pengorbanan para pejuang bangsa bukan hanya mengorbankan harta benda tetapi nyawa juga dikorbankan untuk satu kata " Merdeka".        Puncak perjuangan bangsa Indonesia ditandai dengan diproklamsikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 di jalan Pegangsaan timur nomor 56 Jakarta. Teks proklamasi dibacakan oleh Ir. Soekarno didampingi Drs. Muhammad Hatta disambut suka cita oleh segenap bangsa Indonesia.         Kemerdekaan Indonesia ini harus kita pertahankan, kalau dulu para pejuang berjuang dengan senjata menghadapi para penj
Baca selengkapnya