LEBARAN OH LEBARAN



LEBARAN OH… LEBARAN
Oleh :Aan Choirul Anam

            Telah tiba hari kemenangan, setelah  sebulan penuh berpuasa Ramadhan  melaksanakan perintah  agama. Seluruh umat Islam bersuka ria menyambut hari kemenangan, menang dengan mengalahkan hawa nafsunya, menang dari syetan yang menggoda di bulan Ramahan dalam melaksanakan kewajiban puasa dan menang dari segala sesuatu yang mengganggu kekusyu’an beribadah. Puasa adalah kawah candradimukanya umat islam untuk mensucikan diri, mencuci dosa-dosa yang selama ini menempel di dalam diri dan sarana melebur  salah dan khilaf pada jasad insani. Dengan melaksanakan puasa  Ramadhan umat islam semakin meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Ramadhan adalah bulan yang mulia, bulan penuh berkah dan bulan penuh ampunan sehingga selama satu  bulan penuh umat islam berpuasa, meperbanyak ibadah sunah, bersedekah dan merasakan kedekatan dengan Rabb nya serta  sesama manusia. Ibadah puasa disempurnakan dengan mengeluarkan zakat fitrah yang merupakan zakat untuk mensucikan diri.
            Gema takbir, tasbih tahmid dan tahlil membahana  dari  corong-corong masjid, surau dan mushola mulai dari pelosok kampung sampai ke perkotaan menyambut datangnya hari raya idul fitri yang merupakan  puncak kemenangan umat islam pada tanggal 1 Syawal. Idul Fitri berasal dari bahasa arab yang berarti kembali dalam keadaan suci, atau terbebas dari segala dosa dan noda sehingga berada dalam kesucian (fitrah). Hari raya idul fitri dalam bahasa jawa disebut dengan lebaran. Lebaran mengandung maksud lebar-lebur-luber-labur. Lebar artinya kita akan bisa lebaran / terbebas dari kemaksiatan. Lebur artinya lebur  dari dosa (dihapus segala dosanya). Luber (penuh) artinya luber dari pahala, luber dari keberkahan, luber dari rahmat Allah SWT. Labur artinya bersih, bagi orang yang benar-benar melaksanakan ibadah puasa, maka hati kita akan dilabur menjadi putih bersih tanpa dosa. Pada hari raya Idul fitri umat islam akan kembali suci bagaikan bayi yang baru lahir dan bersih bagaikan kertas putih bersih  yang belum ada coretan / tulisannya.
            Pada tanggal 1 syawal umat islam melaksanakan sholat idul fitri secara berjam'ah di masjid-masjid dan dilanjutkan dengan bersalaman  bermaaf-maafan. Di hari raya idul fitri / lebaran umat islam saling bersilaturahmi dan mengucapkan minal 'aidin wal-faizin mohon maaf lahir dan batin dilanjukan dengan berdo’a Taqabbalallahu minna wa minkum yang berarti Semoga Allah menerima amal kami dan kalian.  Saling kunjung mengunjungi rumah tetangga, rumah kerabat dan rumah saudara menyambung kembali tali silaturahmi dan saling memaafkan serta mempererat kembali tali persaudaraan / kekerabatan.
   Ada banyak tradisi dalam perayaan hari raya idul fitri / lebaran khususnya yang ada di Indonesia yang selalu ditunggu-tunggu setiap tahunnya, tradisi yang menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia dari Sabang  sampai Merauke, tradisi tersebut antara lain :
1.        Takbiran
Mengumandangkan takbir menjelang idul fitri merupakan amalan yang dianjurkan oleh Rasulullah Muhammad SAW. Pada malam lebaran, umat muslim di Indonesia biasanya tumpah ruah ke jalan atau masjid untuk mengumandangkan takbir. Takbiran biasa dilakukan keliling oleh masyarakat dengan mengendarai mobil ataupun dengan jalan kaki dengan membawa lampion / oncor diiringi oleh tabuhan bedug yang begitu khas. Tradisi ini menunjukkan kebersamaan antar sesama muslim di hari raya
2.        Mudik
Mudik atau pulang kampung adalah kegiatan para perantau untuk kembali pulang ke kampung halamannya bersama dengan keluarga menyambung silaturahmi. Dalam istilah Jawa, mudik berasal dari singkatan  “Mulih dilik” yang berarti pulang sebentar kemudian kembali ke kota/ perantauan. Transportasi yang digunakan untuk mudik dapat berupa pesawat terbang, kereta api, kapal laut, bus, dan kendaraan pribadi seperti mobil dan sepeda motor
3.        Halal bi halal
Acara halal bi halal menjadi tradisi yang tak terpisahkan saat lebaran. Makna halal bi halal adalah saling memaafkan. Dalam kegiatan halal bi halal dilakukan tradisi sungkem pada orang yang lebih tua. Tradisi ini berasal dari budaya tanah Jawa, yang menggambarkan bakti kasih dari anak kepada orang tua dan saudara yang lebih tua dengan tujuan sebagai bentuk penghormatan ataupun sebagai bentuk permintaan maaf.
4.        Ketupat
Saat lebaran, terdapat hidangan khas yaitu ketupat. Banyak filosofi dari Ketupat, dalam istilah Jawa, ketupat diartikan dengan ngaku lepat alias mengaku kesalahan, bentuk segi empat dari ketupat mempunyai makna kiblat papat lima pancer yang berarti empat arah mata angin dan satu pusat yaitu arah jalan hidup manusia dimana pusatnya adalah Allah SWT.
Warna putih ketupat ketika dibelah melambangkan kebersihan setelah bermaaf-maafan. Butiran beras yang dibungkus dalam janur merupakan simbol kebersamaan dan kemakmuran. Janur yang ada di ketupat berasal dari kata jaa-a al-nur bermakna telah datang cahaya. Anyaman pada ketupat diharapkan memberikan penguatan satu sama lain antara jasmani dan rohani. Ketupat biasanya juga disajikan bersama lauk atau makanan bersantan. Santan dalam bahasa jawa santen kependekan dari pangapunten yang berarti memohon maaf. Dengan demikian ketupat ini hanyalah simbolisasi yang mencerminkan kebersihan dan kesucian hati setelah mohon ampun dari segala kesalahan
5.        Pembagian uang saku / angpao
Pada saat lebaran biasanya orang dewasa yang telah bekerja memberi “Salam templek” berupa angpao / uang saku kepada anak-anak. Biasanya uang yang diberikan adalah uang kertas baru dengan nominal tertentu. Hal ini pula yang membuat aktivitas penukaran uang meningkat saat lebaran.
6.        Ziarah kubur
Saat lebaran, masyarakat berbondong menuju makam untuk memanjatkan doa bagi keluarga dan kerabat yang telah meninggal. Di depan makam leluhur, mereka membaca ayat-ayat suci Al qur’an  dan mendo’akan orang-orang yang dicintainya agar senantiasa dalam naungan dan maghfiroh Allah SWT, dilanjutkan tradisi tabur bunga, sebagai ganti pelepah kurma basah yang disebut dalam salah satu hadits Nabi untuk mengurangi siksa kubur.

Pada masa pandemi virus covid 19 atau dikenal dengan virus Corona sekarang ini, tradisi-tradisi yang biasanya terdapat disetiap lebaran ini terpaksa diurungkan dan dibatalkan  Untuk mencegah penyebaran virus Corona pemerintah melaksanakan program “Di rumah saja” ,pembatasan fisik (physical distancing) dan pembatasan sosial (social distancing) serta pembatasan aktivitas masyarakat dengan  pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Tradisi-tradisi lebaran ini antara lain :
1.    Kegiatan Sholat idul fitri dilaksanakan di rumah saja
2.    Masyarakat dilarang melaksanakan takbiran keliling
3.    Masyarakat dilarang mudik
4.  Kegiatan halal bi halal dilakukan secara online menggunakan media sosial, video call dan telephon karena adanya himbauan tutup pintu pada saat lebaran dan pembatasan lingkungan sehingga banyak portal dibangun di jalan-jalan kampung dan gang
5.  Karena keadaan ekonomi yang sulit sehingga dengan sendirinya tradisi bagi-bagi angpao juga berkurang
6.    Kegiatan ziarah kubur dilakukan dengan mengunakan protokol penanganan corona

Semoga pandemi virus Corona segera berakhir, sehingga kita dapat beraktifitas dengan normal lagi, tatanan sosial kemasyarakatan pulih kembali, roda perekonomian bergulir kembali, dan tradisi-tradisi lebaran bisa berjalan kembali. Dan semoga kita semuanya selalu mendapatkan rahmat, taufik dan hidayah Allah SWT, diberikan kesehatan, keselamatan dan keamanan… Aamiin Allohumma Aamiin.






Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

BIOGRAFI KH AHMAD BAJURI

MENAKAR KEJUJURAN DITENGAH PANDEMI

BLENDRANG LEGENDARIS