Guru Anugerah Ilahi di Era Digital
GURU ANUGERAH ILAHI DI ERA DIGITAL
Oleh : AAN CHOIRUL ANAM
Pendidikan
merupakan hal yang sangat penting dalam membangun suatu bangsa. Dengan adanya
pendididikan suatu bangsa dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pendidikan yang berhasil akan menghasilkan generasi-generasi yang
berpengetahuan luas, bertagwa dan mumpuni dalam penguasaan teknologi. Bicara
tentang keberhasilan pendidikan tidak
akan lepas dari peran seorang guru. Guru adalah orang yang mengajar, mendidik,
membina dan membimbing kita dalam memperoleh ilmu pengetahuan. Karena jasa
gurulah kita menjadi tahu, pintar, cerdas dan terhormat, dan karena guru
pulalah kita dapat membaca, menulis, berhitung, mengaji dan menguasai ilmu-ilmu
lainnya.
. Guru merupakan pahlawan tanpa
tanda jasa, guru mengajarkan ilmu kepada anak didiknya namun tidak pernah
menuntut balas budi dari anak didiknya. Guru membuat yang tidak tahu menjadi
tahu, yang tidak kenal huruf menjadi tahu dan dapat membaca, yang tidak dapat
berhitung menjadi jago berhitung, yang tidak kenal huruf hijaiyah menjadi tahu
dan bisa membaca al qur’an dan lain sebagainya. Guru ibarat lentera penerang
dalam gelap sehingga kita mampu meraih cita dan asa kita. Tidak ada orang besar
dan sukses tanpa hadirnya guru yang mengajar dan membimbingnya.
Kalau boleh flashback ke belakang,
sebenarnya aku dari kecil tidak pernah bercita-cita menjadi guru. Cita-citaku
sejak kecil ingin jadi seorang insinyur seperti cerita Si Doel yang sering ku
lihat di TV waktu itu. Waktu SMA cita-citaku ambyar karena nilai matematika dan
kimiaku yang jelek sehingga aku harus masuk di jurusan IPS, katanya tidak ada
anak IPS yang menjadi insinyur…he3. Ketika SMA orang tuaku terutama ibuku
menginginkan aku melanjutkan kuliah ke
IKIP untuk menjadi guru tetapi aku menolak justru mengambil kuliah ke fakultas
Ekonomi di Universitas Jember.
Setamat kuliah aku
kembali ke desaku, desa Campurdarat 15
km arah selatan kota Tulungagung. Setiap sore ba’da asyar aku ikut mengaji di
KH. Ahmad Bajuri (Alm) Pendiri Pesantren Ma’dinul ‘Ulum Campurdarat dan
pada suatu hari ketika beliau membahas
tentang pekerjaan yang mulia disisi Alloh. Beliau KH Ahmad Bajuri menerangkan
bahwa pekerjaan yang mulia di sisi Alloh yang pertama adalah pedagang yang
jujur sedangkan yang kedua adalah wong alim kang bisa ngamalne ilmune
(orang berilmu yang bisa mengajarkan ilmunya). Dari keterangan beliaulah aku
mendapat pencerahan dan ku pahami bahwa
wong ngalim kang bisa ngamalne ilmune itu adalah guru, mulai saat itu aku ingin
menjadi Guru. Dan akhirnya di awal tahun 2001 aku melamar jadi guru di Madrasah
Ibtidaiyah Ma’dinul ‘Ulum Campurdarat
dan diterima menjadi Guru. Kalau aku pikir Guru merupakan anugerah Ilahi untuk
ku dan aku menyadari ternyata kata orang tua itu adalah do’a yang mustajab
terbukti keinginan ibuku, agar aku menjadi guru terbukti, kata orang jawa “Do’ane
wong tuwo iku mandhi sabdane wong tuwo iku malati”.
Guru Anugerah Ilahi
Guru Menurut Undang Undang nomor 14
tahun 2005 tetang Guru dan Dosen adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar
dan pendidikan menengah. Sehingga guru harus mempunyai kompetensi atau
kemampuan. Kompetensi tersebut meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.
1.
Kompetensi
Pedagogik adalah kemampuan pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta
didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
2.
Kompetensi Kepribadian adalah kemampuan
personal/pribadi yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa,
arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
3.
Kompetensi Profesional adalah penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi
kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi
materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya.
4.
Kompetensi Sosial adalah kemampuan guru untuk berhubungan,
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan,
orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Guru menurut
orang Jawa berasal dari kata digugu
dan ditiru, maksudnya guru adalah seorang yang harus digugu
dan ditiru oleh semua murid dan bahkan
masyarakat. Harus digugu artinya
segala sesuatu yang disampaikannya senantiasa dipercaya dan diyakkini sebagai
kebenaran oleh semua murid. Sedangkan ditiru artinya seorang
guru harus menjadi suri teladan (panutan) bagi semua muridnya. Guru
adalah sosok yang sempurna dalam pandangan orang jawa yaitu orang yang dapat
dipercaya dan dapat menjadi contoh/tauladan bagi orang lain (murid dan
masyarakat). Dengan adanya guru yang baik akan melahirkangenerasi emas dan
mengubah tatanan kehidupan dalam masyarakat akan menjadi baik pula. Aku masih
ingat dawuh Gus Alie Ma’dhum (Pengasuh Pesantren Ma’dinul ‘Ulum) bahwa semua
orang adalah guru, guru bagi keluarganya, guru bagi anak-anaknya, guru bagi
lingkungan masyarakatnya atau paling tidak menjadi guru bagi dirinya sendiri.
Pesan lain dari Gus Ma’dhum yang dapat dijadikan pegangan hidup adalah “
Obah barokah kakehan polah bubrah” yang artinya orang harus selalu
berusaha, dan setiap usaha pasti akan mendapat balasan dari Allah SWT. Pesan
ini jika diterapkan oleh guru sepenuh hati maka tidak adalagi guru yang selalu
mengeluh, guru harus optimis bahwa segala usaha untuk mencerdaskan anak bangsa
ini pasti mendapat balasan yang tebaik dari Allah SWT.
Profesi guru adalah
profesi yang mulia, tidak semua orang yang mau menjadi guru. Hanya orang-orang
yang hati dan nuraninya digerakkan oleh Allah SWT (Ilahi Robbi) yang mau
menjadi guru. Banyak tamatan fakultas Keguruan yang tidak mau menjadi guru dan
memilih profesi lain karena lebih menjanjikan secara materi. Banyak masyarakat
yang berpendapat guru adalah pekerjaan yang berat, pekerjaannya banyak,
tanggungjawabnya besar, tetapi pendapatannya kecil apalagi GTY (guru tetap
yayasan) atau GTT (guru tidak tetap).
Kalau kita
membaca Hadits, Rasulullah Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا مَاتَ
ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ : صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ،
وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ لَهُ
Yang
artinya “Jika seorang anak Adam
meninggal dunia maka terputuslah semua amalnya, kecuali tiga hal yaitu shadaqah
jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang mendo’akannya.” (HR
Muslim).
Dari hadits
diatas jelas bahwa amalan yang tidak akan pernah putus adalah ilmu yang
bermanfaat, ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang selalu diamalkan, ilmu dapat
diamalkan harus diajarkan, orang yang mengajarkan ilmu itu adalah Guru.
Sehingga profesi guru tidak dapat hanya dinilai dari materi/gaji tetapi nilai
kemanfaatnnya yang luar biasa dan pahala Allah SWT yang selalu mengalir
kepadanya. Orang yang memilih berprofesi
sebagai guru merupakan ORANG YANG MENDAPAT ANUGERAH ILAHI.
Era Digital
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
membuat perubahan di segala bidang kehidupan manusia. Sejak tahun 1980-an kita
mulai memasuki era digital ditandai dengan perubahan penggunaan teknologi
mekanik dan teknologi analog ke teknologi digital salah satunya dengan digunakannya
komputer. Komputer dioperasikan mulai
dengan sistem DOS untuk menjalankannya hingga sekarang berkembang menjadi
program Windows dengan fasilitas yang sangat canggih, mulai dengan menggunakan
disket untuk menyimpan data kemudian flashdisk dan sekarang berkembang chips
data yang kecil dan praktis. Di era globalisasi dan era revolusi industri 4.0, dunia menjadi global, jarak menjadi
lebih dekat dengan tidak adanya sekat antar bangsa, kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi yang canggih
serta digunakannya jaringan
internet yang luas dan teknologi robotik dikembangkan dimana-mana.
Teknologi informasi semakin berkembang pesat
dengan dibuatnya mesin-mesin pintar seperti komputer dan handphone / smartphone
canggih yang berisi fitur-fitur yang lengkap. Teknologi sekarang semuanya serba
digital dan otomatis hanya dengan menekan tombol semua informasi yang kita
perlukan sudah tersedia. Internet sudah
menjadi tidak asing lagi bagi orang-orang. Saat ini, internet sudah menjadi
bagian dari kebutuhan kita sehari-hari. Di internet kita
dapat menjumpai mbah Google dan yu Yahoo
yang siap membantu untuk menemukan
informasi.yang kita cari, aneka web, sittus, blog juga sudah tersedia di
internet. Apalagi mas G.mail siap membantu kita dalam berkirim
surat elektronik (e-mail) dan bro Youtube siap untuk memberikan hiburan.
Perkembangan teknologi di era digital yang pesat saat ini, sangat
membantu masyarakat dalam memberikan kemudahan layanan dan cakupan tanpa batas,
beberapa hal yang menunjukkan kemudahan dengan adanya kemajuan teknologi di era
digital saat ini, antara lain :
1. Mudahnya Berkomunikasi
Semua
manusia saling terhubung dengan adanya internet. Apalagi dengan munculnya sosial
media seperti Facebook, Twitter, Instagram, whatsapp, line, surat
elektronik (e-mail) dan lainlain. Kita dapat
menerima, memberi, dan menyebarkan informasi melalui media sosial tersebut.
Selain itu, kita juga bisa saling menjalin silaturahmi dengan teman atau
saudara yang tinggal jauh. Memanfaatkan fitur video call sehingga kita akan tetap terhubung tanpa ada batasan waktu
dan wilayah. serta kita dapat mengetahui langsung keadaan teman yang kita ajak
telepon.
2. Berita dan Informasi yang mudah dan cepat
Berita
dan informasi dapat dengan mudah dan cepat kita peroleh, tinggal menulis di
layanan pencarian internet seperti Google Chrome, Mozilla Firefox, Ask.Com,
Yahoo.Search dan lain-lain sehingga dalam hitungan menit bahkan detik berita /
informasi yang kita cari akan tersaji.
3.
Mobil dan Fleksibel
Di era
digital semua serba mudah dan tidak ada batasannya. Kita dapat mengerjakan
apapun secara mobil / bergerak berpindah-pindah tempat. Bahkan sekarang ini ada
banyak sekali kegiatan yang tidak mengharuskan pesertanya datang. Hanya butuh
media online, kita dapat melakukan segala sesuatu dengan mudah. Ada banyak
sekali online course, edukasiNet, rumah belajar online dan Bimbel online,
seperti : pustekom, zenius, sekolahmu, kelas pintar, ruangguru, dan lain-lain yang bisa diikuti dari rumah.
4. Mudahnya Berbelanja
Di era
digital cukup bermodalkan smartphone dan internet kita dapat berbelanja secara
onn line, kita bisa memilih barang tanpa harus repot pergi ke toko atau ke
mall. Kita bisa memilih barang sesuai kebutuhan, mulai dari kebutuhan pokok, fasion,
souvenir, bayar listrik, bayar pulsa, bayar tiket kereta api, bayar paket data dan
lain-lain. Sesuai dengan kondisi dompet kita, banyak took online tersedia,
seperti : lazada, bukalapak, toko pedia, shopee dan lain-lain.
5.
Mudah mencari Hiburan
Di era digital
sangat mudah mencari hiburan mulai dari menonton film, menonton video klip,
mendengarkan musik, membaca buku cerita online sampai dengan game online
tersedia.
Guru
Anugerah Ilahi di Era Digital
Semakin
berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi di era digital dengan diciptakannya mesin-mesin pitar dan canggih
merupakan tantangan tersendiri bagi dunia pendidikan khususnya Guru. Perkembangan teknologi dan
komunikasi begitu pesat dan cepat
sehingga perlu adanya peningkatan kompetensi Guru untuk menghadapinya. Generasi
Digital adalah generasi yang membutuhkan segala sesuatu yang cepat dan instan
apalagi semuanya sudah tersedia pada layanan internet dan smartphone yang
mereka punyai. Untuk menjawab tantangan jaman guru harus berubah, guru yang
tidak mau berubah dan masih menggunakan cara konvensional yang membosankan akan
ditinggalkan, guru yang aktif kreatif dan menguasai teknologi yang diperlukan
pada era digital ini.
Muncul
pertanyaan besar “ Apakah peran guru di era digital ini akan digantikan dengan
mesin teknologi ?”. Dalam hal
pekerjaan hitungan, hafalan, hingga ke pencarian sumber informasi guru dapat
dikalahkan dengan mesin teknologi, mesin yang merupakan buatan manusia itu,
bisa bekerja lebih cerdas, efektif, dan profesional dibandingkan seorang guru
karena mesin tidak memiliki emosi, tidak pernah lelah dan bosan dalam
melaksanakan tugasnya. Tetapi peran guru dalam mendidik, membimbing,
mendampingi, memotivasi, dan menanamkan nilai-nilai karakter serta moral tidak akan pernah tergantikan sehingga melalui pendidikan generasi Indonesia masa depan akan
menjadi generas yang beriman, bertakwa, cerdas, kompetitif, dan memiliki
akhlakul karimah. Guru harus mampu menanamkan nilai-nilai karakter kepada anak
didik/murid, antara lain : Karakter Religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja
keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan,
cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai,
gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.
Kompetensi
Guru di era digital harus lebih ditingkatkan, bukan hanya meningkatkan Kompetensi
Pedagogik, Kompetensi
Kepribadian, Kompetensi Profesional dan Kompetensi Sosial saja, tetapi ditambah
lagi dengan Kompetensi Berfikir Kritis dan Pemecahan
Masalah (Critical Thinking And Problem Solving ),
Kompetensi Kolaborasi / Kerja sama (Collaboration), Kompetensi Komunikasi (Communication), dan Kompetensi Berpikir Kreatif dan Inovatif (Creativity and
Innovative ) sesuai dengan perkembangan jaman.
1. Kompetensi
Berfikir Kritis dan Pemecahan
Masalah (Critical Thinking And Problem Solving)
Guru harus
mampu memanfaatkan teknologi digital untuk mendesain pembelajaran yang kreatif,
guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator dan mampu memanfaatkan teknologi
digital untuk mendesain pembelajaran kreatif yang membuat siswa aktif dan
berpikir kritis.
2.
Kompetensi
Kolaborasi / Kerja sama (Collaboration)
Guru harus
mampu bekerja sama dalam kelompok dan masyarakat untuk meningkatkan kerja sama
kelompok dan kepemimpinan, beradaptasi
dalam berbagai peran dan tanggungjawab, bekerja secara produktif dengan yang
lain, menumbuhkan rasa empati dan saling
menghormati sehingga akan tercipta kebersamaan, rasa
memiliki, tanggung jawab, dan kepedulian
3.
Kompetensi
Komunikasi (Communication)
Guru harus
mampu berkomunikasi secara aktif dan efektif baik secara verbal maupun dengan
menggunakan teknologi digital.
4.
Kompetensi Berpikir Kreatif dan Inovatif i (Creativity
and Innovative )
Gurupun harus
mampu membuat peserta didik untuk selalu berpikir dan bertindak kreatif dan
inovatif dengan memanfaat teknologi digital, model pembelajaran yang beragam,
media ajar yang menarik dan suasana yang menyenangkan.
Menurut Imam Al Ghazali dalam kitabnya Ihyaa
Ulumuddin , menerangkan bahwa Guru itu harus cerdas dan sempurna
akalnya, serta guru harus baik akhlaknya
dan kuat fisiknya Dengan kesempurnaan akal guru dapat memiliki berbagai ilmu
pengetahuan secara mendalam, dan dengan akhlaknya yang baik guru dapat menjadi
contoh dan teladan bagi para muridnya, dan dengan kuat fisiknya guru dapat
melaksanakan tugas mengajar, mendidik, membimbing dan mengarahkan anak-anak
muridnya.
Sedangkan
menurut Syaikh Al Zarnuji dalam kitab Ta’lim
al-Muta’allim, menerangkan bahwa Pribadi guru yang ideal yaitu guru
yang memiliki kepribadian dan memiliki kecerdasan ruhaniah disamping kecerdasan
intelektual, yaitu guru yang ‘alim, wara’ dan mempunyai kesolihan sehingga dapat
membuat murid sebagai individu yang belajar menunjukkan keseriusan dan kesungguhan
dalam belajar sebagai perwujudan dari daya juangnya dalam pencapaian ilmu yang
diajarkan oleh gurunya dalam rangka mencari ridha Allah dan untuk menuai
kemanfaatannya. Dengan menjunjung tinggi nilai etika dan sikap tawadhu’ sebagai
akhlak orang berilmu, dalam menghormati gurunya. Sehingga hubungan guru dan
murid yang tercipta adalah hubungan timbal-balik yang menempatkan posisi guru
dan murid sesuai proporsi masing-masing untuk menuju tercapainya tujuan
pendidikan yang optimal. Sosok seorang guru dalam proses pembelajaran lebih
memperhitungkan aspek psikologi dan kejiwaan dalam mendidik para muridnya
dengan jiwa kasih sayang dan lemah lembut. Sementara sikap dan perilaku murid
terhadap guru, adalah murid senantiasa menghiasi diri dengan akhlak dan sikap
utama sebagai sarana mempermudah dalam menuntut ilmu serta menuai manfaat dari
pengembaraannya, yakni tawadhu’ dan menjunjung tinggi etika.
Guru
harus mampu menguasai dan memanfaatkan teknologi digital dalam pembelajaran
sehingga pembelajaran lebih efektif, inovatif, menarik dan menyenagkan tetapi
guru juga berkewajiban untuk menanamkan karakter-karakter yang baik dan
nilai-nilai yang luhur agar peserta didik/murid dapat berfikir kreatif,
inovatif, menguasai pelajaran yang diajarkan, meningkatkan keimanan kepada
Allah SWT serta mempunyai akhlak yang mulia,
dan inilah yang disebut “GURU ANUGERAH ILAHI DI ERA DIGITAL”.
Selamat hari Pendidikan Nasional... Semoga guru lebih sejahtera dan meningkatkan kemampuannya sehingga tujuan pendidikan nasional dapat diwujudkan.... Aamiin
BalasHapusAamiin
BalasHapus